By Forayya Official
10 min read
May 11, 2023, 06:40 pm
Forayya.com - Intoleransi laktosa adalah masalah pencernaan yang umum terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Namun, ada banyak mitos yang beredar tentang intoleransi laktosa pada anak-anak. Artikel ini akan membahas mitos dan fakta seputar kondisi ini, serta menyediakan data relevansi fakta mengenai intoleransi laktosa.
[ez-toc]
Mitos dan Fakta Anak Intoleransi Laktosa
- Mitos 1: Lactose intolerance Pada Anak Itu Sangat Langka
Fakta : Lactose Intolerance pada anak bukanlah hal yang langka. Meskipun lebih umum terjadi pada orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami intoleransi laktosa. Menurut data dari Badan Pangan Amerika Serikat (FDA), sekitar 65% manusia memiliki tingkat toleransi laktosa yang berkurang setelah masa bayi. Ini menunjukkan bahwa lactose intolerance pada anak adalah sesuatu yang patut diperhatikan. - Mitos 2: Lactose Intolerance Itu Sama Dengan Alergi Susu
Fakta : Intoleransi laktosa dan alergi susu adalah dua hal yang berbeda. Intoleransi laktosa terjadi ketika tubuh kekurangan enzim laktase yang diperlukan untuk mencerna laktosa, gula yang terdapat dalam susu. Sementara itu, alergi susu adalah respons sistem kekebalan tubuh terhadap protein susu tertentu. - Mitos 3: Semua Produk Susu Harus Dihindari
Fakta : Tidak semua produk susu harus dihindari oleh anak-anak dengan lactose intolerance. Beberapa produk susu, seperti yogurt dan kefir, mengandung bakteri baik yang membantu dalam mencerna lactose. Selain itu, ada juga susu rendah laktosa atau susu pengganti yang tersedia di pasaran yang dapat digunakan sebagai alternatif. - Mitos 4: Lactose Intolerance Tidak Berbahaya
Fakta : Meskipun intoleransi laktosa tidak berbahaya seperti alergi makanan, kondisi ini dapat menyebabkan gejala yang mengganggu, seperti diare, perut kembung, dan kram perut. Jika tidak dikelola dengan baik, lactose intolerance dapat mengganggu kualitas hidup anak dan pertumbuhannya. - Mitos 5: Anak-Anak Akan Tumbuh Dari Lactose intolerance
Fakta :lactose intolerance pada anak-anak tidak akan hilang dengan sendirinya seiring pertumbuhan. Namun, intensitas gejalanya bisa berkurang seiring bertambahnya usia. Ini tidak berarti bahwa anak tersebut sembuh dari lactose intolerance, tetapi kemampuannya untuk mencerna laktosa dapat membaik sedikit.
Dalam data dari Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition, disebutkan bahwa sekitar setengah anak dengan lactose intolerance tetap mengalami kondisi ini hingga dewasa.
Kesimpulan
Lactose intolerance pada anak bukanlah hal yang langka, dan memahami mitos dan fakta tentang kondisi ini sangat penting. Data relevansi menunjukkan bahwa lactose intolerance adalah masalah yang perlu dikelola dengan baik untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan anak-anak. Memberi asupan susu lactose free adalah hal yang harus dilakukan untuk pengganti asupan protein dan kalsium dari susu sapi. Untuk Info Selengkapnya Bisa Klik Link Ini.