Mengapa 90% Orang Asia Mengidap Lactose Intolerance: Data dan Fakta
Lactose intolerance adalah masalah pencernaan yang umum terjadi di seluruh dunia, tetapi tampaknya lebih umum di antara populasi Asia. Data menunjukkan bahwa sekitar 90% orang Asia mengidap lactose intolerance, sebuah kondisi di mana tubuh tidak dapat mencerna laktosa, gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu. Untuk memahami mengapa prevalensi lactose intolerance begitu tinggi di Asia, kita perlu menggali data dan fakta yang mendasarinya.
Faktor Genetik: Salah satu alasan utama mengapa lactose intolerance lebih umum di antara orang Asia adalah faktor genetik. Gen yang mengontrol produksi laktase, enzim yang diperlukan untuk mencerna laktosa, cenderung kurang aktif setelah masa bayi. Ini adalah evolusi yang mungkin terjadi sebagai hasil adaptasi populasi terhadap perubahan pola makan. Kebanyakan manusia memproduksi laktase dengan tingkat yang cukup tinggi pada masa bayi ketika susu adalah sumber utama nutrisi. Namun, seiring pertumbuhan, produksi laktase cenderung menurun pada sebagian besar orang dewasa, yang dapat menyebabkan lactose intolerance.
Pola Makan Tradisional: Produksi makanan tradisional Asia cenderung memiliki sedikit produk susu atau produk susu fermentasi dalam diet sehari-hari. Dalam beberapa budaya Asia, seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea, makanan pokok adalah nasi, gandum, atau jagung, bukan produk susu. Seiring dengan pertumbuhan, tubuh tidak mempertahankan tingkat produksi laktase yang cukup tinggi untuk mencerna laktosa. Ini adalah contoh adaptasi evolusioner yang membantu orang beradaptasi dengan makanan yang tersedia di lingkungan mereka.
Ketidaksepakatan Genetik: Meskipun sekitar 90% orang Asia mengalami lactose intolerance, masih ada variasi genetik dalam populasi. Beberapa orang Asia mungkin memiliki tingkat laktase yang lebih tinggi daripada yang lain, memungkinkan mereka untuk lebih mudah mencerna laktosa. Namun, variasi ini relatif langka dibandingkan dengan populasi yang menderita lactose intolerance.
Geografis dan Etnis: Kecenderungan lactose intolerance juga dapat bervariasi antar kelompok etnis dalam populasi Asia. Beberapa kelompok etnis mungkin lebih cenderung mengalami lactose intolerance daripada yang lain. Sebagai contoh, penelitian telah menunjukkan bahwa prevalensi lactose intolerance lebih tinggi di antara orang-orang Asia Timur daripada di antara orang-orang Asia Selatan.
Penyadaran Terbatas: Sebuah alasan lain adalah bahwa beberapa orang mungkin mengidap lactose intolerance tanpa menyadarinya. Mereka mungkin mengalami gejala ringan atau tidak menghubungkan gejala tersebut dengan konsumsi produk susu. Ini dapat menyebabkan banyak kasus lactose intolerance tidak terdiagnosis.
KESIMPULAN
Lactose intolerance umum di antara orang Asia dengan tingkat prevalensi mencapai sekitar 90%. Faktor-faktor genetik, pola makan tradisional, ketidaksepakatan genetik, geografis, dan kesadaran terbatas adalah faktor yang berkontribusi pada tingginya prevalensi lactose intolerance di Asia. Meskipun ini mungkin menjadi tantangan bagi mereka yang ingin menikmati produk susu, ada banyak alternatif non-dairy yang tersedia yang memungkinkan individu dengan lactose intolerance untuk tetap mendapatkan asupan nutrisi yang diperlukan dalam diet mereka.